Pada hari Jum’at 25 februari 2022, koperasi karyawan Universitas Ibn Khaldun Bogor (KIKA) mengadakan rapat anggota Tahunan (RAT) dengan tema ‘Menguatkan jama’ah, menebarkan manfaat untuk ummat’. Penulis didaulat sebagai keynote speaker dengan tujuan memberikan pendidikan perkoperasian bagi seluruh karyawan UIKA, baik dosen, tendik, maupun karyawan lainnya.
Penulis memulai pemaparan dengan memberikan sebuah renungan, “Kita ingin dunia bebas dari kemiskinan, pada saat yang sama muncul keberkahan”. Musuh utama ekonomi adalah kemiskinan. Bahkan dalam sebuah hadits Rasulullah mengatakan “Hampir saja kafakiran membawa pada kekufuran”. Meskipun hadits ini didhaifkan oleh Syaikh Al-Albani, tetapi Imam Ghazali menjelaskan hadits ini secara logis. Imam Ghazali mengatakan bahwa orang yang mengalami kefakiran atau kemiskinan dapat menyebabkan hasud pada orang kaya. Hasud (dengki) itu akan memakan kebaikan. Orang miskin juga terdorong untuk berbuat sesuatu yang merusak kehormatannya atau yang membuat cacat agamanya, membuatnya tidak ridha pada ketentuan Allah dan membuatnya membenci rezeki. Yang demikian itu, jika tidak membuatnya kufur, setidaknya akan mendorong pada kekufuran tersebut. Oleh karena itu Rasulullah SAW berlindung dari kefakiran dalam haditsnya yang artinya: “Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kefakiran dan kekufuran serta adzab kubur.” (HR. Abu Dawud, Al-Nasai, dan Ahmad. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dan Syu’aib al-Arnauth) .
Artinya, fakir atau miskin sangat membahayakan, karena dapat membuat orangnya kufur. Oleh karena itu, ekonomi Islam hadir untuk mengentaskan dunia dari kemiskinan. Tidak hanya kemiskinan yang diberangus, namun pada saat yang sama, muncul keberkahan. Inilah pesan penting dalam ekonomi Islam.
Untuk itu, penulis menulis trilogi novel ekonomi Syariah dengan latar tempat yang berbeda. Econom, sebuah novel pengenalan ekonomi Syariah terbit tahun 2011 dengan latar Kuala Lumpur. Novel ini membahas tema perbankan Syariah, mengajak pembaca untuk meninggalkan bank berbasis riba dan menggunakan bank Syariah dalam kesehariannya. Karena Novel ini, penulis mendapatkan penghargaan dari MURI (Museum rekor Dunia Indonesia) sebagai penulis novel ekonomi Syariah pertama di Indonesia. Novel econom 2 yang terbit tahun 2014 menceritakan kehebatan zakat di Pakistan, dimana setiap tabungan di bank, pasti dipotong zakatnya setiap tanggal 1 ramadhan apabila melebihi nisab zakat. Latar novel ini adalah Islamabad. Econom 3 mengambil alur cerita sejarah wakaf di Turki, dengan latar Istambul. Novel ini terbit tahun 2017. Ketiga novel ECONOM ini bertujuan memberikan Pendidikan ekonomi Syariah bagi pembaca, dengan pengalaman 3 negara berbeda, yaitu Malaysia, Pakistan dan Turki. Tidak hanya itu, ketiga serial novel ekonomi Islam ini juga mengajak pembaca untuk menerapkan ekonomi Syariah dalam kehidupannya.
Begitu juga dalam berkoperasi. Sebagai badan usaha Bersama, koperasi mestinya mampu memberikan keberkahan bagi anggotanya. Keberkahan dalam makna bertambahnya kebaikan para anggotanya. Imam Ghozali mengatakan, Berkah artinya adanya ziyadatul khoir, atau bertambahnya kebaikan. Kebaikan disini mencakup semua hal, baik kebaikan di dunia, maupun kebaikan di akherat, seperti doa yang sering kita lantunkan yang terdapat dalam Qs Al Baqarah [2]: 201 yang artinya: Dan diantara mereka ada yang berdo’a “ Ya Tuhan Kami anugerahkan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka”.
Professor Quraish Shihab ketika menafsirkan ayat diatas, mengatakan bahwa makna kebaikan di dunia itu ada tiga, yaitu iman, ‘afiah dan rezeki. Pertama, tidak ada artinya hidup di dunia tanpa iman. Kedua, ‘afiah yang artinya tidak hanya sehat, tetapi juga terpelihara dari siksa Allah. Misalnya, mata yang sehat, bukan hanya mata yang bisa membaca dengan baik, tapi juga mata yang terpelihara dari melihat yang maksiat. Ketiga, rezeki yang memuaskan. Lebih lanjut dijelaskan, rezeki yang diminta itu bukan rezeki yang banyak, tetapi rezeki yang memuaskan. Rezeki sedikit tapi memuaskan lebih baik daripada rezeki yang banyak tapi tidak memuaskan.
Konsep utama koperasi adalah syirkah mufawwadhoh, dalam arti perkongsian atau persyarikatan dimana masing masing pihak yang bersyarikat harus terlibat penuh. Adapun azas koperasi adalah tolong menolong. Hal ini diabadikan dalam Qs Al maidah [5]:2 yang artinya, “…tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, janganlah kamu tolong menolong dalam dosa dan permusuhan…” Tolong menolong ini sebenarnya adalah bisnis. Ketika seorang produsen memproduksi suatu barang, sebenarnya dia telah menolong konsumen yang memerlukan barang itu. Ketika konsumen membeli barang, sebenarnya dia telah menolong produsen untuk tetap terus berproduksi. Artinya, produsen-konsumen, hubungannya adalah tolong menolong, lebih dari jual beli biasa, apabila masing masing pihak meniatkan untuk menolong pihak lainnya. Oleh karena itu, niat menolong orang lain, perlu dihadirkan dalam aktivitas koperasi agar muncul keberkahan dalam koperasi tersebut.
Kebersamaan ini juga tercermin dalam menanggung resiko. Semua pihak siap sama sama rugi, atau sama sama untung. Jika ada sisa hasil usaha, akan dibagikan dalam rapat anggota. Karakteristik lain dari koperasi adalah adanya pengakuan hak milik anggota terhadap modal usaha. Artinya, modalnya dari anggota, yang menjalankan anggota, keuntungannyapun untuk anggota, isilahnya dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota. Bung Hatta mengatakan, untuk mengembangkan koperasi dibutuhkan orang orang yang jujur dan setia kawan.
Dalam kesempatan ini, penulis mengajak pembaca untuk menjadi anggota koperasi, dan sekaligus mendorong Gerakan “Beli di Koperasi”. “Beli di Koperasi” adalah gerakan membangun koperasi sebagai usaha bersama, yaitu sikap untuk membeli produk di koperasi bukan dengan alasan lebih baik atau lebih murah, tetapi karena milik sendiri. Perlu diingat, bahwa anggota koperasi adalah pemilik koperasi itu sendiri. Dengan kata lain, perlu digalakkan close loop economy.
Close loop Economy
Close loop economy adalah ekonomi berbasis komunitas yang dipopulerkan oleh Happy Trenggono dengan mendirikan Indonesia Islamic Business Forum (IIBF). Beliau menggagas gerakan ‘Beli Indonesia’ pada 27 Februari 2011 bersama 504 pengusaha dari 42 kota di Indonesia. ‘Beli Indonesia’ adalah salah satu gerakan ekonomi berbasis komunitas. ‘Beli Indonesia’ adalah gerakan membangun karakter bangsa yang membela bangsa sendiri, yaitu sikap untuk membeli produk bukan dengan alasan lebih baik atau lebih murah, tetapi karena milik bangsa sendiri.
Ada anggota koperasi yang tidak mau belanja di koperasi dengan alasan lebih mahal sedikit dari harga pasar. Mindset seperti ini perlu diluruskan. Koperasi bukan hanya tempat jual beli barang, tetapi juga tempat memupuk kebersamaan dalam menanggung kerugian atau meraup keuntungan. Koperasi adalah tempat untuk memupuk kebersamaan dan membuang sifat egoisme. Orang-orang yang masih sulit menerima koperasi dalam kesehariannya, disebabkan belum mengerti makna koperasi yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendidikan perkoperasian kepada non anggota, agar paham terhadap koperasi.
Pendidikan koperasi kepada non anggota pernah dilontarkan idenya oleh Irsyad Muchtar kepada penulis di Garut, 29 nopember 2021 dalam sela-sela Rapat Kerja dan Rapat Anggaran dan Pendapatan Belanja (RK-RAPB) Koperasi BMI. Penulis setuju dengan ide tersebut, karena mengingat adanya kaum terpelajar yang belum menjadi anggota koperasi karena belum paham untuk apa berkoperasi. Apabila kaum terpelajar saja belum paham koperasi, apatah lagi orang biasa. Disinilah urgensi pendidikan perkoperasian bagi non anggota koperasi.
penulis : H. Hendri Tanjung, Ph.D
Dimuat di majalah Peluang, Maret 2022