Video ini membahas pandangan Islam tentang perlindungan lingkungan, ekologi, dan sumber daya alam, khususnya berdasarkan bab 6 dari buku Ekonomi Islam Antitesis Ekonomi Kapitalis karya Prof. Dr. Asad Zaman.
Poin-Poin Utama Perlindungan Lingkungan dalam Islam
1. Isu Lingkungan dan Ketidakseimbangan:
- Bisnis saat ini sering kali tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan, menyebabkan kerusakan hutan, bencana alam seperti banjir dan longsor, serta mengganggu keseimbangan alam.
- Keseimbangan alam yang terganggu akan menimbulkan kesengsaraan, sama halnya dengan tubuh yang kehilangan keseimbangan akan memunculkan penyakit.
- Pola konsumsi yang tidak bertanggung jawab, terutama oleh orang-orang kaya, merusak alam secara masif. Contoh, kebutuhan lahan produktif orang kaya di dunia sekitar 5 hektar, jauh lebih besar dari orang biasa (1,7 hektar).
2. Sumber Daya Alam sebagai Amanah:
- Dalam Islam, sumber daya alam adalah amanah dari Allah yang harus dijaga dan dikelola, bukan sebagai milik pribadi.
- Tujuan utama ekonomi dalam Islam bukan hanya pertumbuhan ekonomi, tetapi mencapai kesejahteraan dan menghilangkan kemiskinan (tidak ada orang lapar), serta menjaga keamanan (tidak ada ketakutan), sebagaimana disebut dalam Surah Al-Quraisy.
3. Larangan Eksploitasi dan Kerusakan:
- Islam melarang eksploitasi pribadi yang berlebihan terhadap sumber daya alam.
- Larangan menyia-nyiakan air, meskipun di pinggir sungai.
- Larangan membakar pohon, karena pohon adalah penjaga keseimbangan alam dan paru-paru dunia.
- Larangan merusak lahan pertanian.
- Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 204-205 mengecam orang yang perkataannya memukau tentang dunia, tetapi perbuatannya adalah merusak bumi, tanaman (pertanian), dan ternak (peternakan).
4. Praktik Perlindungan Alam pada Masa Rasulullah:
- Rasulullah SAW telah menerapkan perlindungan alam sejak dini dengan menanam sabuk hijau (green belt) sejauh 12 mil di Madinah, di mana di sana dilarang menebang pohon atau berburu (semacam hutan lindung).
- Islam melarang pencemaran air minum, termasuk membuang sampah ke sungai, untuk menjaga air dari kerusakan.
- Ada konsep Ihyaul Mawad (menghidupkan tanah-tanah tandus) sebagai ibadah.
5. Tanggung Jawab terhadap Hewan dan Alam:
- Islam melarang merusak habitat alami hewan (flora dan fauna) dan melarang berbuat keji atau bengis kepada hewan.
- Memberi minum hewan bisa menjadi sebab diampuninya dosa (masuk surga), sedangkan menyiksa hewan (seperti mengurung kucing tanpa diberi makan) bisa menyebabkan seseorang masuk neraka.
- Penanaman pohon ditekankan sebagai kebaikan atau ibadah, bahkan dalam sebuah hadis: “Tetaplah tanam pohon meskipun engkau tahu besok hari kiamat”.
- Hewan pekerja harus diperlakukan secara adil, tidak boleh diberi beban berlebihan hingga menyiksa.
6. Melawan Gaya Hidup Mewah dan Pemborosan:
- Pemborosan sumber daya alam seringkali disebabkan oleh gaya hidup mewah dan berlebihan.
- Islam melarang meniru gaya hidup mewah karena konsumsi berlebihan tidak meningkatkan kebahagiaan sejati.
- Kebahagiaan sejati bukan pada benda-benda, tetapi pada ketenangan batin yang didapat melalui ibadah, dzikir, dan ilmu, yang akan membuat hati tenang.
- Surah Ali Imran 185 menjelaskan bahwa kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya (mata’ul ghuruur) dan kesuksesan sejati adalah dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga.
7. Kesimpulan dan Ajakan:
- Inti dari ajaran Islam adalah menjaga kelestarian alam sebagai amanah demi keadilan antar generasi dan antar makhluk.
- Fokus pendekatan Islam adalah pada spiritualitas dan keadilan, bukan hanya ekonomi semata.
- Kita diajak untuk menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghemat air dan listrik, sebagai bagian dari lingkungan berkelanjutan yang sejati.