Bogor, 19 September 2025 — Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor menyelenggarakan kajian Rutin Jum’at di Masjid Ibn Khaldun UIKA Bogor. Acara yang dimulai pukul 07.30 WIB ini di isi oleh Dr. Hendri Tanjung, Ph.D. sebagai narasumber. Tema kajian kali ini adalah tentang wakaf produktif, dengan fokus pada Masjid Kapal Munzalan di Pontianak, Kalimantan Barat.
Kegiatan awali dengan pembacaan tilawah dan doa khatam Al-Qur’an oleh Ust. Dr. H. Hasan Basri Tanjung, MA.

Masjid Kapal Munzalan: Sebuah Model Wakaf Produktif

Dr. Hendri Tanjung menjelaskan bahwa Masjid Kapal Munzalan Indonesia merupakan contoh sukses wakaf produktif. Masjid seluas 11 x 17 meter ini terletak di tengah pemukiman non-Muslim di perbatasan kota Pontianak. Masjid ini memiliki 19 cabang dan jaringan yang mencakup lebih dari 1000 masjid di berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Jepang, Qatar, dan Australia.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Kapal Munzalan memiliki beberapa fasilitas pendukung Masjid ini juga mengusung empat divisi utama: Baitudda’wah, Baitul Qur’an, Baitul Maal, dan Baitul Muamalah.

Gerakan Infaq Beras dan Filantropi Berbasis Masjid

Dalam paparannya, Dr. Hendri Tanjung juga menyoroti Gerakan Infaq Beras yang dikelola oleh yayasan ini. Gerakan ini memiliki 147 titik di 34 provinsi dan bermitra dengan 5.585 pondok pesantren Saat ini, gerakan tersebut mengelola sekitar 850 ton beras per bulan.

Dihadiri oleh Petinggi-petinggi, Staf, Dosen dan mahasiswa UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *